Zaman dahulu..saat Pata Siwa dibawah Pemerintahan Sultan Ternate ada dua Datuk (moyang) yaitu: Datuk Kelesolematai Latu Matuan Corputty dan adiknya Datuk Latu Tapisamal Corputty yang melarikan diri dari negeri Anakota dan turun tinggal dibelakang negeri Amanhatu (negeri lama Rumahkay), lalu mereka mengganti nama menjadi Kelesolematai Latu Matuan Corputty Anakota yang kemudian menjabat sebagai raja dan Latu Tapisamal Corputty Maruty yang kemudian menjabat sebagai tuan tanah.
Setelah kedua Datuk Corputty sudah berdiam dibelakang negeri Amanhatu, menyusul pula Datuk Kakerissa, Risamahu, Halapiry dari negeri Huku Anakota, dan juga Datuk Atapary dan Wairata yang turun dari Huku Kecil.
Datuk Halapiry ditugaskan untuk menjaga sebelah Timur negeri Amanhatu
(air terjun waisia). Datuk Kakerissa ditugaskan untuk menjaga sebelah Barat negeri Amanhatu (air terjun waihetu) sedangkan Datuk Risamahu ditugaskan untuk menjaga Air Lahena sampai perbatasan dengan negeri Kamariang (Amalohy).
Pada saat Datuk Kakerissa dan Risamahu sedang mencari tahu keadaan didaerah bagian barat, mereka bertemu dengan salah seorang tua dari negeri Kamariang di kaki Air waemura. Datuk Risamahu hendak membunuh orang tua tersebut…namun Datuk Kakerissa mencegahnya karena masih membutuhkan orang untuk berperang. Kemudian Datuk Kakerissa menanyakan nama’nya dan orang tua tersebut bernama Akisurua, lalu Datuk Kakerissa dan Risamahu mengganti nama Akisurua menjadi Akerina yang artinya: mencari tahu keadaan musuh. Lalu Datuk Akerina ditugaskan disebelah Selatan negeri Amanhatu yang bernama Salea, untuk mencari tahu keadaan musuh.
Karena Datuk Akerina sudah diterima oleh raja maupun tuan tanah, dan mereka sudah memberikan daerah maupun tempat tinggal…sehingga sudah menjadi atau mempunyai tujuh Soa. Ketujuh Aman atau Soa itu adalah:
- Corputty (Anakota menjabat sebagai raja dan Maruty sebagai tuan tanah)
- Kakerissa (menjabat sebagai kapitan)
- Risamahu (kapitan)
- Halapiry (marinyo)
- Atapary (marinyo)
- Akerina (pendamping raja)
- Wairata
Ketujuh Soa tersebut..memberi nama persekutuan mereka adalah:
Amakele Lorimalahitu, yang artinya: “Tujuh Soa yang bergandengan tangan membuat satu lingkaran”.
Selain ketujuh Soa anak kele…tak lama kemudian datang 2 anak uweng (pendatang) dari luar, yaitu Akywen dari Key dan Tuasuun dari Banda. Kedua anak uweng tersebut diterima dan diberikan rumah serta dusun oleh ketujuh Soa anak kele. Sehingga masyarakat negeri Rumahkay mempunyai 9 Soa, yang terdiri dari 7 Soa anak kele dan 2 Soa anak uweng.
Carita su bagus tapi selidiki baik2 dolo
ReplyDeleteIni cerita omongkososng.... Atapari anakangkat dari Risamahu... Dong. Tu 1... Anak kele Hukom
ReplyDeleteDg katng bukan dari huku